Laman

Kamis, 05 Februari 2015

PAPARAN PANAS DAN PAPARAN DINGIN (HIPORTEMIA)



1.    PAPARAN PANAS
Kedaruratan medis karena paparan panas dapat berupa kejang panas (kram), kelelahan panas dan sengatan panas.

a.   Kejang panas
Gangguan ini berupa kejang disertai nyeri pada otot yang terjadi pada saat melakukan kegiatan fisik, misalnya bermain bola, berlari. Umumnya terjadi pada otot tungkai dan perut. Hal ini terjadi pada akibat kehilangan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang cukup besar melalui keringat. Penderita umumnya sadar dan berkeringat, suhu tubuh normal.


Gejala dan tanda-tanda kejang panas
1.    Kejang pada otot yang disertai nyeri, biasanya pada otot tungkai dan perut.
2.    Kelelahan
3.    Mual
4.    Dan terkadang juga mengalami pingsan.

Cara menanganinya :
1.    Pindahkan penderita ke tempat teduh /sejuk.
2.    Baringkan sampai kejangnya menghilang.
3.    Beri minum kepada penderita (Oralit atau sejenisnya)
4.    Rujuk ke fasilitas kesehatan terutama bila kejang tidak berhenti.

b.  Kelelahan Panas
Kondisi yang tidak fit pada saat melakukan aktivitas di lingkungan yang suhu udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggunya aliran darah gangguan ini juga akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui keringat yang berlebihan sampai sistem sirkulasi terganggu. Bila tidak diatasi kelelahan panas dapat menjadi sengatan panas.

Gejala dan tanda – tanda kelelahan panas
1.    Pernapasan cepat dan dangkal.
2.    Nadi lemah.
3.    Kulit terasa dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat.
4.    Pucat, keringat berlebihan.
5.    Lemah.
6.    Pusing, kadang penurunan respons
7.    Lidah kering dan halus.

Cara menanganinya :
1.    Baringkan penderita ditempat yang teduh.
2.    Kendorkan pakaian yang mengikat.
3.    Tinggikan tungkai penderita 20 – 30 cm.
4.    Beri minum bila penderita sadar.
5.    Rujuk ke fasilitas kesehatan.

c.   Sengatan Panas
Terjadi akibat kegagalan sistem pengaturan suhu tubuh penderita sudah tidak lagi mampu untuk mengeluarkan kelebihan panas, sehingga suhu tubuh menjadi terlalu tinggi dan berbahaya bagi keselamatan penderita. Masalah ini menjadi lebih kompleks bila penderita tidak lagi berkeringat. Keadaan ini biasanya terjadi akibat aktivitas fisik berlebihan di tempat bersuhu tinggi atau di tempat yang kelembaban dan ventilasinya kurang baik. Sengatan panas dapat mengancam jiwa.

Gejala dan tanda – tanda sengatan panas
1.    Pernapasan cepat dan dalam.
2.    Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah.
3.    Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
4.    Pupil mata melebar
5.    Kehilangan kesadaran
6.    Kejang umum atau gemetar pada otot

Cara menangananinya
1.    Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin.
2.    Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut dan sekitar mata kaki serta di samping leher.
3.    Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan tambahkan es ke dalamnya.
4.    Rujuk ke fasilitas kesehatan.

2.    PAPARAN DINGIN (HIPORTEMIA)
Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun < 35° C. Tubuh akan berusaha menuruninya dengan cara gemetar , suatu respon bawah sadar untuk meningkatkan suhu tubuh melalui aktivitas otot. Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada dialam terbuka dalam waktu yang lama. Ada beberapa hal yang adapt memperburuk hipotermia yaitu :suhu rendah, angin, air, usia penderita, kesehatan penderita, penyakit yang diderita, alcohol, penyalah gunaan obat dan kekurangan makanan.

Gejala dan tandanya
1.    Menggigil / gemetar.
2.    Terasa melayang
3.    Pernapasan cepat nadi lambat
4.    Gangguan penglihatan
5.    Reaksi mata lambat
6.    Alat gerak kaku
7.    Pupil mata melebar dan tidak bereaksi
8.    Kesadaran menurun

Cara menanganinya
1.    Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
2.    Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
3.    Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada.
4.    Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
5.    Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan – pelan.
6.    Pantau tanda vital secara berkala.
7.    Rujuk ke fasilitas kesehatan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar