Dalam setiap kegiatan yang
kita lakukan sehari – hari, terkadang ada beberapa yang dapat menyebabkan kita
mengalami cedera system otot dan rangka hingga kita terkadang merasa sangat
sakit dan sulit untuk memfungsikan alat gerak.
Cedera
otot rangka merupakan salah satu bentuk cedera yang paling banyak dijumpai di
lapangan, mulai dari yang ringan sampai yang mengancam nyawa. Tanpa memandang
berat atau ringannya kasus yang dihadapi, penanganan yang baik dapat membantu
mencegah terjadinya cacat tetap. Supaya kita tidak salah dalam memberikan
pertolongan, berikut ini akan di jelaskan beberapa penjelasan mengenai cedera
system otot rangka.
Secara
umum cedera otot rangka dapat berupa:
·
Patah tulang (Fraktur)
·
Cerai sendi (Dislokasi)
·
Terkilir otot (Strain)
·
Terkilir sendi (Sprain)
1.
PATAH TULANG
Patah
tulang adalah terputusnya jaringan tulang. Berikut adalag gejala – gejala patah
tulang yang mungkin terjadi:
-
Perubahan Bentuk
-
Nyeri dan kaku
-
Terdengar suara berderik pada daerah yang patah.
-
Adanya memar
-
Ujung tulang terlihat
-
Adanya gangguan peredaran perdarahan
Jenis
Patah tulang :
·
Patah tulang terbuka
Bagian
tulang yang patah berhubungan dengan udara luar.
·
Patah tulang tertutup
Bagian
tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara luar.
Untuk
cedera otot rangka, kita bisa menolongnya dengan pembidaian.
Pembidaian adalah pemakaian
suatu alat bantu menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian
tubuh yang cedera. Berikut akan dijelaskan pentingnya pembidaian :
1)
Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah.
2)
Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah.
3)
Mengistirahatkan anggota badan yang patah.
4)
Mengurangi rasa nyeri.
5)
Mengurangi perdarahan.
6)
Mempercepat penyembuhan.
Macam
– macam bidai (alat yang bisa difungsikan sebagai bidai)
1)
Bidai Keras
Bidai
ini terbuat dari bahan yang keras dan kaku untuk mencegah pergerakan bagian
yang cidera. Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton, plastik,
atau bahan lain yang kuat akan tetapi ringan. Contoh : Bidai kayu, bidai tiup,
bidai vakum.
2)
Bidai yang dapat dibentuk.
Jenis
bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk disesuaikan
dengan bentuk cedera. Contoh : bidai vakum, bantal, selimut, karton, bidai
kawat.
3)
Bidai Traksi
Bidai
bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya. Hanya digunakan oleh
tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
4)
Gendongan atau Blat dan Bebat
Pembidaian
dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai metela. Prinsipnya adalah
memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan
daerah cedera. Contoh : gendongan lengan.
5)
Bidai Improvisasi
Bila
tidak tersedia bidai jadi, maka penolong dituntut mampu berimprovisasi membuat
bidai yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian tubuh yang cidera.
Contoh : majalah, koran, karton, dll.
Pedoman
umum pembidaian
·
Sampaikan rencana tindakan kepada penderita.
·
Pastikan bagian yang cedera dapat dilihat dan rawat perdarahan bila ada.
·
Nilai gerakan sensasi-sirkulasi pada bagian daerah luka sebelum menggerakkan
pembidaian.
·
Siapkan alat seperlunya (bidai dan mitela).
·
Upayakan tidak mengubah posisi yang cidera.
·
Jangan memasukkan bagian tulang yang patah.
·
Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.
·
Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak.
·
Selesai dilakukan pembidaian dilakukan pemeriksaan GSS (gerakan
sensasi-sirkulasi) kembali, bandingkan dengan pemeriksaan GSS yang pertama.
2.
CERAI SENDI (DISLOKASI)
Cerai
sendi adalah keluarnya kepala sendiri dari mangkok sendi.
Hal
ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
·
Sendi teregang melebihi batas normal sehingga kedua ujung tulang terpisah dan tidak
pada tempatnya. Jaringan ikat sendi bisa tertarik melebihi batas normal
sehingga kedua ujung tulang terpisah dan tidak pada tempatnya. Jaringan ikat
sendi bisa tertarik melebihi batas normal dan mungkin sampai robek.
Gejala
atau tanda korban mengalami dislokasi :
·
Secara umum hampir sama dengan gejala dan tanda – tanda pada kejadian patah
tulang, akan tetapi terbatas pada daerah sendi.
3.
TERKILIR OTOT (STRAIN)
Terkilir
otot adalah robeknya jaringan otot pada ekor otot (tendon), karena teregang
melebihi batas normal.
Penyebab
:
Secara
umum terjadi karena pembebanan secara tiba – tiba pada otot tertentu. Hal ini
sering terjadi padaa cedera olahraga karena:
·
Latihan peregangan tidak cukup.
·
Latihan peregangan tidak benar.
·
Teregang melampaui kemampuan.
·
Gerakan yang tidak benar.
Gejala
dan tanda-tanda terkilir otot :
·
Nyeri yang mendadak pada daerah otot yang tertentu.
·
Nyeri menyebar keluar disertai kejang dan kaku otot.
·
Bengkak pada daerah cedera.
4.
TERKILIR SENDI (SPRAIN)
Terkilir
Sendi adalah robek atau putusnya jaringan ikat sekitar sendi karena
sendi
teregang melebihi batas normal .
Penyebab
:
·
Terpeleset, gerakan yang salah .
Gejala
dan tanda – tanda terkilir sendi:
·
Bengkak
·
Nyeri Gerak
·
Nyeri Tekan
·
Warna kulit merah kebiruan
PERTOLONGAN
CEDERA PADA SISTEM OTOT RANGKA :
1)
Lakukan penilaian dini.
2)
Lakukan pemeriksaan Fisik
3)
Stabilkan bagian yang patah secara manual
4)
Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5)
Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6)
Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7)
LAKUKAN PEMBIDAIAN……!!!
8)
Kurangi rasa sakit
9)
Baringkan penderita pada posisi yang nyaman.
PERTOLONGAN
TERKILIR
1)
Letakkan penderita dalam posisi yang nyaman
2)
Istirahatkan bagian yang cedera
3)
Tinggikan bagian yang cedera
4)
Beri kompres dingin maksimum 3 menit, ulangi setiap jam bila
perlu
5)
Balut tekan dan tetap tinggikan
6)
Rawat sebagai patah tulang
7)
Rujuk ke fasilitas kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar