Laman

Kamis, 22 Januari 2015

TINDAKAN – TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA


1. Penilaian Keadaan
Sebelum melakukan tindakan, penolong harus memperkenalkan diri yang teridiri dari :
·         Nama Organisasi
·         Menjelaskan sertifikat penolong
·         Permintaan izin dari penderita atau orang sekitar.

          Tindakan yang harus dilakukan oleh pelaku Pertolongan Pertama pada saat tiba di lokasi kejadian, yaitu:
1.      Memastikan keselamatan diri sendiri dengan memakai APD.
2.      Memastikan keselamatan penderita dan orang – orang sekitar.
3.      Menentukan keadaan umum kejadian atau mekanisme kejadian dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita.
4.      Mengenali gangguan atau cidera yang mengancam nyawa.
5.      Stabilkan penderita dan teruskan pemantuan.
6.      Mintalah bantuan medis dengan menghubungi rumah sakit terdekat.


Pelaku Pertolongan Pertama harus dapat memastikan hal – hal berikut:
·         Bagaimana kondisi korban saat itu.
·         Kemungkinan apa saja yang akan terjadi.
·         Bagaimana cara mengatasinya.

2. Penilaian Dini
          Penilaian dini yaitu proses untuk mengenali dan mengatasinya keadaan yang dapat mengancam nyawa penderita dengan cara cepat, tepat, dan sederhana.
Langkah – langkah penilaian dini:
a.       Kesan Umum
Tentukan dahulu penyakit penderita, kasus trauma atau kasus medis.
Kasus Trauma yaitu kasus yang disebelah oleh suatu rudapaksa yang mempunyai tanda-tanda yang jelas terlihat, misalnya: luka terbuka, memar,  patah tulang.
Sedangkan kasus medis yaitu kasus yang diserita seseorang tanpa ada riwayat rudapaksa. Misalnya sesak napas, pingsan.
b.      Memeriksa Respon atau kesadaran
Ada empat tingkat kesadaran penderita, yaitu :
1.      Awas           = Alert
Pada tingkat kesadaran ini kita dapat melihat apakah korban dapat merespon gerakan tangan kita saat di goyangkan di depan mata korban.
2.      Suara           = Voice
Apabila dengan tindakan pertama tidak ada respon maka kita dapat melakukan panggilan terhadap korban, seperti: “mbak, mbak, apakah anda bisa mendengar suara saya?”
3.      Nyeri           = Pain
Apabila dengan tindakan ketiga, tetap tidak ada respon dari korban, maka kita dapat melakukan cubitan di lengan atau bagian tubuh lain yang tidak terdapat luka.
4.      Tidak Respon         = Un Respon
Apabila semua tindakan di atas sudah kita lakukan namun tetap tidak ada respon dari korban, maka korban tersebut dapat dikatakan tidak sadar atau pingsan.
c.       Memastikan Jalan Napas Terbuka dengan Baik
Jika penderita tidak respon gunakan teknik angkat dagu dan tekan dahi, seperti gambar berikut:

d.      Menilai Pernapasan
Setelah jalan napas berjalan dengan baik maka penolong harus menilai pernapsan penderita dengan cara :
·         Lihat
·         Dengar
·         Rasakan

e.       Menilai Denyut Nadi
Sebelum melakukannya, kita lihat dulu kondisi korban apakah sadar atau tidak. Jika sadar, cara yang digunkan adalah dengan meraba nadi pergelangan tangan (radial). Sedangkan bagi korban yang tidak sadar, nadi yang diperiksa adalah dibagian leher (carotis).

f.       Hubungi Bantuan
Usahakan untuk segera minta bantuan rujukan. Kita bisa meminta bantuan kepada orang lain atau melakukannya sendiri. Misalnya dengan telepon.

3. Pemeriksaan Fisik
Tindakan ini melibatkan penglihatan, perabaan dan pendengaran.
Tanda apa saja yang perlu kita temukan saat melakukan pemeriksaan fisik?
a.       Apakah ada Perubahan bentuk pada bagian tubuh si korban?
b.      Apakah ada Luka terbuka (terlihat jelas) pada tubuh korban?
c.       Apakah korban merasakan Nyeri saat bagian tubuhnya kita raba atau tekan?
d.      Apakah ada Bengkak pada tubuh korban?
Agar lebih mudah mengingatnya, kita menyebut tanda-tanda tersebut dengan istilah PLNB
Untuk pemeriksaan lebih lanjut kondisi korban, perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dari ujung kepala sampai ujung kaki.
1.      Kepala
-       Telinga
-       Hidung
-       Mata
-       Mulut
2.      Leher
3.      Dada
4.      Perut
5.      Punggung
6.      Panggul
7.      Anggota gerak atas dan bawah.

4. Pemeriksaan Denyut Nadi
Setiap kali jantung berdenyut maka pembuluh nadi akan melebar dan berkonstraksi saat darah melaluinya. Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut jantung.

Denyut nadi dapat diperiksa dibagian :
a.       Leher (pembuluh nadi leher / arteri karotis)
b.      Lengan atas (pembuluh nadi lengan atas / arteri brakialis)
c.       Pergelangan tangan (pembuluh nadi pergelangan tangan / areteri radialis)
d.      Lipat paha (pembuluh nadi lipat paha / arteri femolaris)

Cara memeriksa nadi :
1)      Pasien berbaring atau duduk dengan tenang.
2)      Raba nadi yang akan diperiksa dengan telunjuk dan jari tengah.
3)      Tekan sedikit sampai nadi teraba, lalu mulai menghitung sambil melihat penunjuk detik pada jam.
4)      Bila denyut nadi teratur, nadi diperiksa selama 15 detik dan hasilnya dikalikan 4 untuk mendapat denyut nadi permenit. Bila denyut nadi tidak teratur, harus diukur selama 60 detik.
5)      Laporkan juga teratur atau tidak, kuat atau lemah denyut nadi penderita.

Denyut nadi :
·         Bayi               : 120 – 150 kali/menit.
·         Anak – anak : 80 – 150 kali/menit.
·         Dewasa          : 60 – 90 kali/menit.

5. Pemeriksaan Pernapasan
Pada penderita sadar jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasannya sedang dihitung. Genggam tangan penderita lalu letakkan diatas dada atau perut penderita, lalu amati gerakkan naik turunnya.
          Satu pernapsan adalah satu kali menghirup napas dan satu kali mengeluarkan napas (satu kali gerakan naik turun). Pernapasan dihitung selama 30 detik, lalu dikalikan 2 untuk mendapatkan frekwensi pernapasan permenit.
Frekwensi Pernapasan :
·         Bayi                 : 25 – 50 kali/menit.
·         Anak – anak    : 15 – 30 kali/menit.
·         Dewasa            : 12 – 20 kali/menit.

6. Pemeriksaan Suhu
Pada pemeriksaan suhu tubuh cukup diperoleh data suhu relative. Apakah ada peningkatan atau penurunan suhu yang dilakukan dengan perabaan dengan menggunakan punggung tangan pada dahi atau leher.
Kelembapan kulit juga harus dinilai (berkeringat/kering)

Warna kulit juga perlu dinilai
·         Pucat
Dapat terjadi akibat gangguan peredaran darah.
·         Kemerahan
Tekanan darah tinggi, keracunan alkohol, luka bakar, demam, penyakit infeksi.
·         Kebiruan (sianossi)
Kurangnya oksigen dalam darah.
·         Kekuningan
Sering merupakan tanda gangguan hati.
·         Biru kehitaman
Tanda perdarahan bawah kulit

RIWAYAT PENDERITA
          Untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian atau perjalanan suatu penyakit maka diperlukan wawancara yang dapat dilakukan dengan penderita ini sangat penting pada kasus medis. Untuk memudahkan, dikenal akronim KOMPAK.
K       = Keluhan utama
Sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita. Gejala adalah hal – hal yang hanya dapat dirasakan oleh penderita misalnya nyeri, pusin. Tanda adalah hal – hal yang dapat diamati oleh orang lain. Saat melakukan tanya jawab hindari jawaban YA atau TIDAK. Usahakan memberikan pertanyaan terbuka.
O       = Obat – obatan yang diminum
Tanyakan apakah penderita sedang dalam proses pengobatan. Gangguan yang dialami mungkin akibat lupa minum atau menelan obat tertentu contohnya seorang penderita kencing manis mengalami masalah kadar gula darah yang tinggi karena lupa minum obat sebelum makan.
M      = Makanan / minuman terakhir
Hal ini dapat dijadikan dasar terjadinya kehilangan kesadaran pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan di Rumah Sakit.
P        = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita saat ini.
Contoh : asma dan jantung.
A       = Alergi yang dialami
Perlu dicari apakah penyebab pada penderita ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi terhadap bahan – bahan tertentu. Umumnya penderita atau keluarga sudah mengetahuinya dan sudah memahami mengatasi keadaan itu.
K       = Kejadian
Kejadian yang dialami penderita sebelum kecelakaan.

PEMERIKSAAN BERKALA
          Usahakan pemeriksaan terus dilanjutkan secara berkelanjutan sebelum medapat pertolongan medis. Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :
·      Tingkat kesadaran.
·      Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu.
·      Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya.
·      Periksa kembali nadi penderita.
·      Nilai kembali keadaan kulit : Suhu, kelemababan dan kondisinya.
·      Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja di lewati.
·      Nilai kembali piñata laksanaan penderita (secara keseluruhan).
·      Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman.

PELAPORAN
          Setelah selesai menangani penderita dan penolong melakukannya dalam tugas maka semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya.
Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
·         Umur dan jenis kelamin penderita
·         Keluhan utama
·         Tingkat kesadaran
·         Keadaan jalan napas
·         Pernapasan
·         Denyut nadi
·         Pemeriksaan yang penting
·         KOMPAK yang penting
·         Penatalaksanaan
·         Perkembangan lainnya yang dianggap penting


Tidak ada komentar:

Posting Komentar